Pages

Halaman

Rabu, 14 Februari 2018

Aku Mencintaimu karena Allah, FLP

 ๐Ÿƒ Racikan pena : Dinni Syafriyuni 

(Tulisan ini ku dedikasikan untuk di ikut sertakan dalam event perlombaan menulis kisah inspiratif
 berdasarkan pengalaman pribadi dalam rangka Milad FLP KE 21)


      
       Kota Takengon terang oleh sinar mentari. Semilir angin yang bertebaran dari timur membawa hawa sejuk. 


    
    Kota yang dijuluki negeri diatas awan bukan hanya indah objek wisatanya namun biji kopi yang dihasilkan cukup eksotis hingga ke manca negara. Di tanah ini lah aku dilahirkan dan disinilah aku bertemu dengan komunitas literasi kepenulisan yang sangat aku sukai sejak dulu.

      Awalnya sebelum terbentuknya FLP cabang Takengon namanya RiKoKeTa (Rintisan Komunitas Kepenulisan Takengon). Didirikan oleh sosok Penulis, trainer, penyiar radio, sangat luas wawasan,  berjiwa semangat dan inspiratif berasal dari pesisir Aceh.



      Pak Sayid Fadhil Asqar dan Kak Hefa Liza Yanti. Bapak Sayid asli Aceh besar dan selamat dari tsunami Aceh 2014 lalu, membuatnya menjadi cambukan besar dalam menjalani hidup lebih bermakna melalui tulisan. Fadhil panggilan kesenangan beliau, sedangkan Sayid adalah nama warisan alias keturunan keluarganya.


    Saat itu aku tahu infonya langsung dari Pak Sayid beliau men-tag langsung ke facebook. Karena aku orangnya suka penasaran, maka iseng-iseng bergabunglah aku kedalamnya. Lokasi pertemuannya saat itu di Sekretariat, Kampung Lemah Burbana. Rumah ketua FLP, Kak Hefa Liza Yanti.

       Sebelum gabung di komunitas menulis ini, aku sudah punya blog pribadi, sudah pernah ikuti segala event perlombaan menulis, sudah pernah menulis berita ataupun artikel di media-media, menghadiri seminar kepenulisan lainnya. Jadi ketika gabung, tidak terlalu terkejut jika disuruh mengerjakan tugas menulis.

     Tahun 2016 aku dipercayakan oleh ketua dan kaderisasi menjadi bendahara umum FLP cabang Takengon. Bagi ku menjadi bendahara itu haruslah teliti, ekstra penuh kesabaran, penuh kehati-hatian, dan cermat. 

        Karena, masalah uang sangatlah sensitif. Jika 1 rupiah saja terselip maka ganjarannya di yaumil akhir kelak. Sabar menagih iuran wajib, hehe. Toh, yang paham saja yang mengerti bahwa kewajiban menyetor ya harus nyetor.

      Kecuali, lagi minim dana, setidaknya konfirmasi yang terpenting. Biar kita pun jangan kayak kita yang membutuhkan. Padahal itu kewajibannya. Disinilah kadang-kadang dilema dan sangat sensitif. 

      Jadi, menurutku amanah ini amatlah berat. Tapi, harus ikhlas hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukan karena siapa-siapa. Allah sebagai saksi atas apa yang kita perbuat. Entahlah, aku pun tak mengerti mengapa terpilih menjadi seorang bendahara.

       Di komunitas ini menyadarkan ku banyak hal tentang jejak literasi berupa tulisan. Disini kita belajar disiplin menorehkan tinta hanya karena Allah semata. Alhamdulillah, Sang Pemilik ‘Arsy memberikan kesempatan kepadaku untuk berjuang bersama di tanoh Gayo, sering dijuluki negeri di atas awan ini. Mohon do'a proses buku karya FLP Takengon launching.

         Seperti termaktub kata mutiara yang selalu menginspirasiku hingga detik ini dari Imam Al Ghazali “Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah”.

        “Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaan mu sendiri” (J.K Rowling)


  "Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti". (Ali Bin Abi Thalib)

    Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan nafas hidupnya.” (Stephen King)

“Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri”. (Stephen King)

“Menulis adalah proses menuangkan, sedangkn membaca adalah proses mengisi. Jika kita tidak pernah mengisi, lalu apa yg akan kita tuangkan?” (Brili Agung)

       “Tulislah apa yang membuat kalian menarik, pilih satu bidang dan serius dibidang itu, jangan pernah berhenti untuk menulis. Bagi saya harta yang paling penting selain keluarga adalah : Buku. Menjadi seorang penulis tentunya tak lepas dari bacaan-bacaan buku” (Pak Sayid Fadhil Asqar) kekata ini ku peroleh ketika acara Sekolah Menulis yang diadakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) KOMSAT ACEH TENGAH di Hotel Darussalam, Jl. Lintang. Takengon, Aceh Tengah, Aceh. 

         Salah satu kendala penulis pemula yang Pak Fadhil (panggilan favoritnya) sampaikan adalah terlalu sibuk mencari kemasan. Sehingga lupa tujuannya, yang utama nulis saja dulu, keren nggak keren lanjut terus. Masalah editor belakangan. Jangan tulis, hapus sampai 2 x. Bisa jadi kan tulisan yang h=kita hapus tuh mungkin sudah jadi 2 paragraf. Bodo amat, amat saja nggak peduli heheh. Salah satu kekurangan kita adalag kurang membaca. Calon penulis itu harus banyak baca.

Momentum lain, sekilas petikan isi obrolan ketika pertemuan rutin 2 minggu sekali :

Jika kita berbicara mengenai 'Menulis' sama dengan berbicara tentang public speaking.. Ala bisa karena terbiasa. Kebiasaan yang dibiasakan.

Kalau bingung dengan segala macam teori, tulis saja. Kalau bingung mau nulis apa. Tulis saja terus buat bingung mau nulis apa.

Bagaimana membuat judul sebuah cerita agar menarik? Tidak ada trik, triknya hanya membaca dan banyak buanyak belajar dari pengalaman. Seiring waktu kita bisa ngebedainnya sendiri.

Yups, aku jadi teringat ketika ikutan lomba menulis nyari judul yang kece betapa sangat sulit. Beberapa kali revisi dan selalu gagal, tidak ada nanya-nanya mengenai judul karena aku mencoba mandiri dengan caraku sendiri.

Alhamdulillah, ada beberapa naskah yang lolos dan sering kali gagal.. Bener kata Pak Fadhil belajar dari pengalaman dan terus hajar aja menulis.

Kata-kata inspiratif itulah yang membuat ku semangat hingga detik ini. Bulan februari ini kepengurusan yang dipimpin oleh Kak Hefa pun akan segera berakhir. Tepatnya tanggal 25 Februari 2018 nanti akan diadakan Muscab (Musyawarah Cabang), hanya Allah Yang Maha Mengetahui siapa yang layak menjadi ketua periode selanjutnya.  

Alhamdulillah di muat : 

http://lintasgayo.co/2018/02/22/ini-profil-singkat-calon-ketua-forum-lingkar-pena-takengon






  Salah satu mimpi yang ku torehkan beberapa tahun lalu di secarik kertas berwarna-warni "Ingin sekali menjadi juara dalam perlombaan menulis dan karyanya bisa diterbitkan di sebuah penerbit"

 Niatku hanya untuk membahagiakan orang tuaku, dan sebagai jejak di dunia nan fana ini. Dalam penantian panjang sambil menikmati proses yang berliku penuh onak dan duri, beberapa tahun kemudian akhirnya mimpinya terwujud.






       Tak pernah ku duga sedikit pun atas skenario yang Dia rancang.  Ketika pengumuman yang dihadiri  ratusan orang di Gedung Olah Seni (GOS) pada saat bulan Ramadhan.

     Atas izin Allah Sang Konseptor Masa Depan, aku berhasil meraih juara 1 umum lomba menulis artikel. Tema : Indahnya Berbagi di bulan Ramadhan, judul yang ku rangkai : Yuk, jadikan Bulan Ramadhan sebagai bahan refleksi diri ! dan juara 2 lomba design grafis.

     Ketika acara Tarhib Ramadhan, 1437 H. Aksi Muslim Tanoh Gayo dalam Bingkai Ceria Ramadhan diadakan oleh Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Aceh Tengah. Ya Allah, 2 kejutan sekaligus. Allahu akbar ! Perdana 2 kali naik panggung sekaligus mengambil trophy, amplop dan piagam penghargaan. Pengalaman seumur hidup.

Link versi berita : http://lintasgayo.co/2016/05/27/ini-pemenang-27-lomba-tarhib-ramadhan-ikadi-aceh-tengah

  Ada rasa haru dan bersyukur sebanyak-banyaknya atas proses ini. Ya, proses membuahkan hasil. Saat ini aku bisa petik buahnya yang manis dan indah. Untung saat itu aku pakai tas yang lumayan besar jadi untuk ukuran trophy nya muat

   Sesampai di rumah aku peluk orang tuaku dan mempersembahkan hasil karya ini untuk mereka. Mamak ku sangat terharu, langsung di pajangnya di tempat pajangan kramik.

 Rencana Allah sungguh tak tertandingi jalannya dan tak terdeteksi sedikit pun skenario-Nya. Beberapa tahun kemudian, Dia mengabulkan mimpiku lagi memenangkan event perlombaan menulis yang diadakan oleh Penerbit Ichi, tema : Jomblo Elegant, judul karya : Mblo, Sabar Ya? Aku berhasil meraih Juara 2 umum se-indonesia. Juga beberapa karya yang berhasil ku raih dalam event perlombaan menulis online nasional. Ada beberapa lagi apresiasi dalam event dan Penerbit berbeda yang ku ikuti.






    































Alhamdulillah sudah dibukukan dalam bentuk buku antologi. Juga Allah mengabulkan doaku untuk bisa menginjakkan kaki ke luar negeri, akhirnya terbang gratis ke negeri jiran, Malaysia di delegasi dari yayasan dan Sekolah TK IT AZ ZAHRA untuk observasi di beberapa sekolah dan kampus. Walaupun sebelumnya banyak yang menertawakan mimpiku.

Link versi berita  : http://lintasgayo.co/2017/10/13/guru-penebar-bibit-kebaikan-dimanapun




Aku tidak pernah menyangka sebelumnya bisa bertemu dengan orang-orang yang luar biasa semangatnya menggoreskan pena, melahirkan jejak karya literasinya.

     Sebelumnya aku emang pernah bermimpi untuk dipertemukan dengan penulis favoritku. Beberapa tahun kemudian tepatnya 2016 dalam sebuah seminar peradaban yang diadakan oleh Rumah Qur'an Cahaya Azami aku bertemu dengan penulis best seller, da’i muda dan namanya familiar, yaitu Ustadz Salim Akhukum Fillah.

Versi berita, alhamdulillah aku yang buat rilis beritanya :

https://lintasgayo.co/2017/10/24/penulis-buku-best-seller-ini-akan-isi-seminar-di-takengon






Sumber FLP Cabang Takengon Lingkar Pena Takengon. (Sudah izin di post, untuk kenangan dan hadiah).

Tulisan tangan dan coretan indah karya Ustadz Salim Akhukum Fillah ketika acara Seminar Peradaban. Awalnya diminta oleh Pak Sayid Fadhil Asqar selaku MC acara.

"Ini tanah para muallif
Dimahkotai Tajussalatin
Di rimbuni Bustanussalatin
Disirami Hikayat Perang Sabil

Maka bangkitlah wahai pewaris
Jangan biarkan tinta Nanggroe kering
Jangan biarkan qalam Gayo tumpul
Jangan biarkan kertas Linge mengering

Perintah pertama: Bacalah
Jadilah wasilah semesta membaca
Tulislah!"

Semoga bisa bersua kembali Ustadz Salim A. Fillah. Kehadiran Ustadz semoga membawa perubahan untuk negeri tercinta dan diri sendiri diri khususnya.

 
Alhamdulillah diapresiasi salah satu media mainstream di wilayah tengah Aceh ini menjadi salah satu penulis. Padahal belum pantas di juluki sebagai penulis.



Media mainstream wilayah tengah ini juga mengapresiasi Feature yang ku coret sebagai repleksi diriku khususnya :


http://lintasgayo.co/2016/06/26/goresan-pena-membawa-manfaat-atau-kerugian

Alhamdulillah Ya Allah segala puji hanya bagi-Mu, Sang Konseptor Masa Depan, diberi kesempatan menjadi pemateri dalam acara KAMUS (Kajian Muslimah) present by Keputrian Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Simahtuah STAIN Gajah Putih untuk bincang-bincang seputar menulis, pengalaman tentang sayembara menulis dan menulis dengan cinta".

Suatu hadiah buat diriku sendiri khususnya, berbagi pengalaman yang ku punya meski tak seberapa. Setidaknya sudah mengaplikasikan apa yang ku tahu.. Disini aku nggak pantas memposisikan diri sebagai pemateri. Artinya kita sama, saling berbagi pengalaman dan sharing-sharing.

Bincang-bincang Seputar Menulis, Berbagi Pengalaman Tentang Sayembara Menulis dan Menulis dengan Cinta. Di Musholla Al Hafidz Kampus STAIN Gajah Putih Takengon.

Terimakasih adik-adik pengurus kece LDK SIMAHTUAH. Senang bisa berbagi. Semoga semakin solid, kreatif, dan kompak selalu.

Aku mencintai kalian karena-Nya. ❤

Seru lah, ada beberapa pertanyaan kece yang bisa dipetik sbg alarm buat diriku khususnya dan jawaban yang belum memuaskan, semoga tak puas ya. Biar semakin semangat kita belajar :

1) Bagaimana cara merubah mindset, kalau kita malas ikutan event perlombaan mengenai syarat-syaratnya. Wajib follow dan tag temen-temen.

2) Saya pernah kirim berita, tapi nggak di respon. Emang sih tak mengikuti syarat. lantas apa ya Kak solusinya? Saya pun pernah nemui ni kasus, bahkan sering banget di PHP-in. Bahkan dari redaksinya  sendiri yang punya kesibukan dan halangan tuh berita yang ku kirim tak diterbitkan. Harus diubah ke bentuk lain lagi katanya.

3) Dampak positif dan negatif menulis?

4) Sumber cara menulis darimana aja?

5) Bagaimana menulis terkadang mood sering ngeblank, solusinya apa?

6) Keinginan menulis ada, cuma yang ngarahain nggak ada. Terus akhirnya malas nulis. Gimana solusinya?

Sesungguhnya, pertemuan ini ku dedikasikan untuk diri pribadi khususnya agar senantiasa semangatnya menyala. Aamiin.







       Sebenarnya  aku masih jauh dikatakan sebagai penulis. Karena aku masih sangat pemula dan sangat membutuhkan ilmu juga pembelajaran didalam dunia tulis-menulis. Sesungguhnya aku sangat bersyukur beberapa goresan pena telah diterbitkan dibeberapa buku antologi dalam beberapa event-event lomba yang ku ikuti. Semoga semangat itu selalu menyala. 

  

     Karya pertama yang diterbitkan dalam bentuk buku dan buku itu sudah ada ditangan ku dan juga di sekretariat FLP Cabang Takengon adalah catatan seorang Ayah dengan judul : "Abi, kau seperti alarm yang terus mengingatkan anak-anakmu !" judul buku "Mimpi yang Sempurna" yang lain bukunya masih proses pengumpulan dana.
        
   Tekad yang ku tancapkan dilubuk hati yang paling dalam adalah ingin semua buku hasil lomba sayembara menulis ku beli ddengan hasil keringatku. Aku nggak ingin meminta sama orang tuaku. Sudah sangat banyak aku merepotkan mereka. Berasa sekali jika kita membeli sesuatu itu hasil keringat sendiri.

   Sabarlah, menunggu itu memang hal yang membosankan. Bersabar karena Allah sembari ikhtiar dan berdo'a insya Allah akan dipermudah jalannya. Tidak ada proses yang instan. Karena, masak mie instan saja pakai proses bukan? Menyiapkan segala bahan dan alat masaknya.

    Melihat pengumuman hasil event lomba menulis, khususnya online itu rasanya berdegub kencang dan hampir copot jantung. Masalah lolos nggak lolos emang hanya Sang Maha Pencipta yang menentukan. Namun, harapan untuk lolos pasti ada di dalam lubuk hati peserta yang ikutan.

     Tugas kita emang terus mencoba sebagai ajang latihan dan praktek langsung, masalah hasil serahkan kepada-Nya. Semoga kegagalan yang kita rasakan menjadi batu loncatan untuk terus bersemangat belajar. Enyahkan sedikit rasa yang menyayat hati dan konco-koncone. Tuhan ingin melihat lagi kesungguhan dan usaha kita.

     Ya Allah.. Puji syukur ku panjatkan kepada-Mu. Sungguh Kau Maha Penguasa Alam Semesta yang rencana-Mu tak ada yang mengetahui selain Engkau.

     Ada sedikit kisah haru ketika aku ikutan lomba menulis, saat itu aku sedang di uji. Dibalik keterbatasan karena tangan kanan agak cidera pasca jatuh dari motor, saat ini masih proses pemulihan. Aku bangkit dan tetap semangat melatihnya. Hingga semua perasaan ku luapkan di tulisan.
  
   Akhirnya jadilah, sehari siap. Entah keajaiban dari mana. Malamnya emang aku ada qiyamul lail. Pagi nya ada shalat dhuha, rutin setiap pagi. Ternyata ketika pengumuman, tak  pernah ku sangka. Namaku terpampang di daftar kontributor. Padahal penerbit ini, sebelumnya sulit tembus, aku pernah gagal ikuti lombanya. Terimakasih Allah, Kau beri hadiah tak terduga ini. Allahu Akbar.. !!!

   Semoga semakin sukses penerbitannya dan semakin kreatif mengadakan event lomba juga semakin banyak sahabat literasi yang mengikuti event-event nya. Aamiin.



    Oh iya.. Sedikitpun tak terlintas dibenakku bahwa aku mengupload beberapa piagam penghargaan di facebook dan instagram hanya sebagai cambukan buat diri ku khususnya.. Semoga kita dijauhkan dari prasangka negatif. Aamiin.


   Terimakasih banyak FLP Cabang Takengon, Forum belajar mengasah keterampilan menulis atas inspirasinya sudah membuka cakrawala dan mengajari ku banyak hal.

Salam literasi dari tanah Gayo. Aku mencintaimu, karena Allah, FLP (Forum Lingkar Pena)



Biodata

Dinni Syafriyuni. Tinggal didataran tinggi Tanoh Gayo, Takengon-Aceh Tengah. Kota ini dijuluki Negeri di atas Awan. Lahir di Takengon, 20 April 1992. Gadis penyuka design, suara percikan air dan berpetualang ini bisa dihubungi via facebook dan instagram : Dinni Syafriyuni. E-mail: dinnisyafriyuni@gmail.com. Beberapa goresan pena nya telah terbit dibeberapa buku Antologi. Mari torehkan goresan pena, sebagai jejak literasi kita.

#miladflp21

#kisahinspiratifFLP




                   













Sabtu, 30 September 2017

Menulis Karena Cinta Kepada-Nya

Goresan Pena oleh : Dinni Syafriyuni

   
      Jika kita melakukan sesuatu tanpa didasari dengan cinta, maka ia akan terasa hambar. Rasanya hanya bisa dinikmati oleh ujung lidah tanpa sedikitpun menikmati keseluruhannya. Yuk, kita hadirkan cinta disetiap rangkaian huruf yang tersusun menjadi kata, tidak ada unsur paksaan apalagi tekanan. Jika kita menulis hanya karena cinta kita kepada-Nya, maka kita bisa merasakan betapa lezatnya setiap kata yang tersusun didalam tulisan.

         Jika kita menulis karena ego ingin dipuji. Percaya lah ia tak akan bertahan lama, semua tergantung niatnya. Jika kita meniatkan segala sesuatu hanya karena Lillahi Ta’ala maka Sang Maha Penguasa Alam akan memberkahi setiap kata yang kita torehkan di secarik kertas.

         Misalnya: jika kita mengikuti event perlombaan atau sayembara menulis, diniatkan hanya karena, ingin juara dan mendapat e-sertifkat. Maka, ketika pengumuman kontributor terpilih nama kita tidak ada disana alias naskah kita ditolak atau gagal. Kita pasti akan kecewa berat, hati tersakiti, rasanya tertikam oleh jeruji besi. Pedihnya tak dapat dilukiskan oleh kata-kata. Rasanya hati ingin berontak keras, menyalahkan keadaan, memecahkan sesuatu yang kita gengam dan ada rasa iri terhadap teman literasi yang karya naskahnya lolos.

         Begitulah, jika kita meniatkan mengikuti event perlombaan itu hanya karena ingin dipuji. Tak sadarkah kita? Tuhan sedang menguji kesabaran kita, tak selalu yang kita inginkan bisa tercapai. Bukankah jika kita ingin berhasil, maka kita harus gagal dulu berkali-kali? Tidak ada yang instan bukan?

         Ya, aku mengatakan ini semua karena, aku pun pernah gagal berkali-kali dalam event perlombaan menulis. Aku banyak belajar darinya, bertahun-tahun aku mengikutinya. Typo yang sangat sering aku lakukan, penempatan huruf besar dan kecil yang salah, syarat-syarat perlombaan yang mungkin belum ditaati sepenuhnya, dan lainnya.

         Mungkin kita akan menganggap remeh perihal ‘syarat’ padahal perkara ini sangat penting untuk dinilai oleh juri. Sedikit cerita, aku punya teman literasi juga, dia sangat jago menulis. Tulisannya sangat indah, gaya bahasanya kece badai dan idenya pun kreatif. Hingga aku mengusulkan untuk mencoba mengikuti event perlombaan menulis sebagai ajang pembelajaran diri. Ternyata ia menolak, karena dia tipe orangnya praktis tidak suka yang ribet-ribet, termasuk ia enggan untuk mentaati segala aturan yang di sepakati oleh Penerbit.

         Ya, yang penting tugasku untuk mengingatkan sudah lunas masalah terima atau nggaknya dia lagi yang ambil kesimpulan kan? So, kita nggak bisa paksa seseorang menjadi seperti apa yang kita mau. Karena, kita bukan sang hakim. Semua orang berbeda karakter. Hargailah setiap orang.

         Emang sih salah satu syarat perlombaan menulis yang membuat kita ribet menurutku yang masih pemula di dunia literasi ini adalah membuat tulisan minimal 3 halaman dan biodata narasi minimal 50 kata tidak boleh lebih, dulu aku juga binggung sendiri. Bagaimana cara mempersingkat atau memperkecil ide cerita disebuah tulisan. Merangkai kata sedemikian cantik dan indahnya dan menghadirkan cinta melalui tulisan.

         Hingga, aku belajar dari kegagalan berkali-kali dan akhirnya aku tahu dimana letak kesalahanku. Dan aku tak ingin terjebak di lubang yang sama. Untuk itulah aku ingin berbagi sesama sobat Forum Lingkar Pena (FLP) Takengon dan saudara/i yang meluangkan waktu membaca coretan ini. Khususnya, coretan sederhana ini ku dedikasikan buat cambukan diriku sendiri, agar semangat senantiasa menyala untuk meninggalkan jejak coretan di kehidupan nan fana ini dan bisa menjadi kenang-kenangan dikemudian hari, juga mengharap ridha Tuhan. Ya, hanya karena Dia semata bukan karena siapa-siapa.

Biodata
Dinni Syafriyuni. Tinggal di dataran tinggi Tanoh Gayo, kabupaten: Aceh Tengah.  Kota ini dijuluki Negeri di atas Awan. Usia 25 tahun. Pecinta percikan air dan hobi berpetualang ini bisa dihubungi via facebook: Dinni Syafriyuni. E-mail: dinnisyafriyuni@gmail.com.

Beberapa goresan pena nya telah terbit dibeberapa buku Antologi. Masih anak bawang dalam wadah komunitas Forum Lingkar Pena Takengon. Mari torehkan goresan pena, sebagai jejak literasi kita.

Minggu, 11 Desember 2016

Petikan ilustrasi kata-kata mutiara dari gambar kupu-kupu bersama saudara/i


ุฏู†ูŠ ุดูุฑูŠูˆู†ูŠ

Sumber gambar dari Irhamna, dapat dari artikel tapi lupa diambil dari artikel mana. Hehe

Banyak pelajaran yang bisa petik dari gambar ini: 


"Tidak ada kehidupan tanpa masalah.
Ibarat kupu-kupu kalau kita pikir nggak akan mungkin bisa mengangkat batu, karena sayapnya sangat rapuh. Kecuali kupu-kupu ajaib.

Semoga kita bisa menjadikan setiap masalah yang dihadapi sebagai batu loncatan kita."

#Dinni Syafriyuni


Berikut kata-kata mutiara yang penuh hikmah karya saudara/i, dalam perspektif gambar ini:

1. Menurut kak Edi Santosa:
"Kupu-kupu itu cantik dan menarik. Sering di analogikan sebagai ratu, princess. Ratu itu bukan berfungsi menggerakan benda berat, tapi ratu itu memimpin banyak pasukan yang seharusnya mudah untuk sekedar memindahkan batu. 

Intinya jadilah diri kita sendiri, terkadang kita nggak harus menyelesaikan masalah dengan ngotot, ada kalanya cukup dengan ikhlas dan besyukur karena semua akan baik-baik saja." 

2. Menurut Kak Ayu Angraini:
"Meski tidak mungkin dimata manusia. Setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan dihadapan Allah. Tiada beban tanpa pundak. Jangan menyerah !"

3. Menurut Silva Hanum:
"Seekor kupu-kupu yang indah terlihat kuat tanpa mengenal putus asa untuk mengangkat beban yang begitu berat. Contohnya mengangkat batu besar seperti gambar yang dipaparkan.
Kupu-kupu ini mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dan tetap berusaha menghadapi beban yang dialami."

4. Menurut Marlina:
"Suatu hal yang tidak mungkin tercapai namun telah berusaha semampunya. Yang terpenting bagi Allah kepada hambanya yang dinilai adalah kemauannya bukan bisa atau tidaknya mengangkat batu itu oleh si kupu-kupu. Jika memang haruspun diangkat berarti tujuan Allah adalah hasilnya kelak batu yang berat akan berubah menjadi ringan seperti kapas.

Amal yang baik sesulit apapun tetap saja jalankan. Jika tidak sanggup maka kebaikan hati, niat, ketulusan dan kemurniannya lah yang terpenting ringan untuk melakukan setiap niat baik.

Menilai itu tidak cukup dari kekuatan fisik saja tapi inner beauty juga bersamaan. Dan yang lemah belum tentu kalah dengan yang kuat fisiknya sebab mereka memiliki ketulusan hati yg sangat kuat dan sebaliknya."

5. Menurut Irhamna:
"Perjuangan bukanlah perkara berat dan ringan, melainkan perkara dari pertanggungjawaban. Bertanggung jawab mudah diucapkan, tapi tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam pelaksanaan."

6. Menurut Abang Zikri Fitra RS:
"Berjuang ekstra untuk sesuatu hal yang tak bisa dilakukan orang-orang lemah, karena memang perjuangan itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berhati besar tanpa harus  mengharapkan pujian dan sanjungan yang berimbas kepada kesombongan."

7. Menurut Etika Rahma:
"Laa Tahzan, jangan bersedih."

8. Menurut Lafizan Ramadhan:
"Kupu-kupu identitik dengan keindahan tapi, keindahan tidak terasa sempurna melainkan harus dibarengi dengan ketulusan. Jadi makna yang dapat dipetik dalam hidup ini kita harus ikhlas, semangat dan jangan pernah merasa diri yang PALING SEGALANYA.

Kemudian batu yang ditariknya merupakan hasil dari jerih payahnya di dunia sehingga dia sendiri yang membawanya ke hadapan Allah. Kesimpulannya mempertanggung jawabkan segalanya di hadapan Allah dan tidak dapat diwakilkan harus masing-masing (kupu kupu membawa amalan ke hadapan Allah untuk diadili)"

9. Menurut Kak Armiani:
"Aku menemukan seorang guru terbaik yaitu: bernama-> kesulitan."

10. Menurut Wendy Aramiko:
"Terkadang kita merasa setiap masalah yang dihadapi terasa begitu amat berat. Tanpa kita sadari, bukan beban itu yang menjadi masalahnya, tetapi cara kita mencari jalan keluar tersebut yang menentukan jawabannya."

11. Menurut Dezka Hamzaini:
"Bagaimana mungkin kita takut atau pesimis dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan ini, sedangkan kita memiliki Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu."

12. Menurut Yudistira Sukandar:
"Sekuat apapun rintangan nya, pasti akan aku lewati"

13. Menurut Abang Irza Zein:
"Cukup besar perjuang tuk hidup."

14. Menurut Aisyah Zendrato:
"Tidak ada beban yang besar selagi kita masih mau berusaha. Ialah mereka yang selalu bersabar dan terus melangkah kedepan. Maka kelak, ia akan tumbuh dewasa dan menawan dengan keindahan hatinya pun memberikan faedah untuk sekitarnya."

15. Menurut Abang Suri Slank:
"Kupu - kupu adalah makhluk liar, lembut dan indah. Gambar tersebut mendiskripsikan, seberat, sekeras dan sekejam lika liku kehidupan yang kita jalani dan banyaknya rintangan yang kita hadapi tetaplah lawan dengan kelembutan. Maka akan ada sisi indahmu terlihat dari ribuan cemoohan yang pernah mereka lontarkan. Intinya Lawan BENCI dengan CINTA."

16. Menurut Nurhayati Putri Yani:
"Setiap perjuangan dan usaha akan membuahkan hasil untuk awal bagi berbagai perjuangan.

Kupu-kupu itu indah, ada saat nya dia untuk berjuang dan lepas dari zona aman, tali yang mengikat di badan nya adalah bentuk tantangan bagi nya, kepakan sayap yang dikepakan adalah bentuk usaha dari perjuangan nya.

Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah telah berkehendak, tetaplah terus berusaha dan berdoa sampai kau gantungkan harapan mu pada sang kuasa

Dan yakin lah..
Allah tau segala nya
Allah rindu akan setiap doa dan rintihan kita
Allah tau seberapa jauh perjuangan kita
Allah tau apa bila tiba saatnya, semua yang kau harapkan akan terwujud dan suatu hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin
TETAP LAH TERUS BERUSAHA dan BERDOA."

=^_^=... !!! Alhamdulillah, kece badai nih goresan pena karya saudara/i semua. Terimakasih banyak sudah berbagi. Sungguh inspiratif, semoga bermanfaat untuk saya khususnya dan dibalas kebaikannya oleh sang konseptor masa depan.

Karena, sudah ikhlas berbagi pengetahuannya tanpa mengharap imbalan. Semoga menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Aamiin.

#Dinsya
#AlarmUntukKuKhususnya
#Kata-KataMutiaraKupu-kupu


JADWAL SHALAT

Translate